Situasi yang 'mengerikan'

 


Bentrokan berlanjut hingga hari Rabu dan Fadi Hamdan, seorang tukang kayu dari Suwayda, mengatakan kepada CNN bahwa “situasi di dalam kota sangat buruk.”


"Listrik padam sejak kemarin (Selasa) pagi. Sinyal seluler sangat lemah, dan internet hampir tidak berfungsi," kata Hamdan. "Telepon rumah mati total. Air juga diputus kemarin, meskipun sempat menyala kembali pagi ini."


Hamdan mengatakan bahwa pemerintah sementara Suriah saat ini “bertanggung jawab penuh atas apa yang terjadi di Suwayda.”


AS "sangat prihatin" dengan serangan hari Rabu, ujar Menteri Luar Negeri Marco Rubio. "Kami sedang berunding dengan kedua belah pihak, semua pihak terkait, dan semoga kami dapat mencapai kesimpulan, tetapi kami sangat prihatin," tambah Rubio.


Di Suriah, komunitas Druze terkonsentrasi di sekitar tiga provinsi utama yang dekat dengan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel di selatan negara itu, dan membentuk mayoritas di provinsi Suwayda.


Lebih dari 20.000 Druze juga tinggal di Dataran Tinggi Golan, dataran tinggi strategis yang direbut Israel dari Suriah selama Perang Enam Hari pada tahun 1967, sebelum secara resmi mencaploknya pada tahun 1981.


Ratusan orang dari komunitas Druze tampaknya telah menyeberang dari Dataran Tinggi Golan ke Suriah dalam beberapa hari terakhir.


Tidak jelas kapan penyeberangan itu terjadi, tetapi video terpisah yang beredar di media sosial pada hari Selasa dan Rabu menunjukkan orang-orang yang membawa bendera Druze melintasi pagar perbatasan yang diduga dari Dataran Tinggi Golan ke Suriah.


Mereka tampaknya menanggapi permohonan para pemimpin Druze untuk mendukung komunitas mereka dalam bentrokan yang sedang berlangsung.


Berbicara kepada komunitas Druze di Israel dan Dataran Tinggi Golan hari Rabu, Perdana Menteri Israel Netanyahu meminta mereka untuk tidak melintasi perbatasan.


"Saya punya satu permintaan untuk kalian: Kalian warga negara Israel. Jangan melintasi perbatasan," katanya.

Post a Comment

Previous Post Next Post